Kabar Jokowi
Friday, October 31, 2014

Ahok Dipanggil Jokowi ke Istana, Ada Apa? - Detikcom

Moksa Hutasoit - detikNews



Jakarta - Plt Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sore ini dipanggil ke Istana Merdeka. Dia mengaku dipanggil oleh presiden Joko Widodo. Ada apa, Pak Ahok?


Berbaju kemeja putih lengan panjang dan celana hitam, Ahok tiba sekitar pukul 16.00 WIB, Jumat (31/10/2014). Mantan Bupati Belitung Timur itu masuk lewat pintu Setneg, melalui metal detector Paspampres, lalu ke arah Istana Negara.


'Dipanggil tadi pas kosong,' kata Ahok saat ditanya maksud kedatangannya.


Mantan politisi Gerindra itu tak tahu apa alasan Jokowi memanggilnya. Termasuk saat ditanya apakah soal masalah banjir atau hal lain.


'Belum tahu, belum tahu,' ucapnya.


Ini adalah kedatangan kedua kalinya Ahok di Istana. Sebelumnya, pada tanggal 22 Oktober lalu, dia mengantar Jokowi dari rumah dinas gubernur DKI di Menteng hingga Istana. Saat kembali ditanya kenapa seorang presiden memanggil Ahok, dia berkelakar.


'Loh Pak Jokowi kan presiden merangkap gubernur DKI,' ceplosnya.


Ikuti berbagai peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di 'Reportase' TRANS TV Senin - Jumat pukul 16.45 WIB

(mok/mad)


Javascript harus diaktifkan terlebih dahulu



Lapsus



Redaksi: redaksi[at]detik.com Informasi pemasangan iklan hubungi : sales[at]detik.com


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Ini Sebab Presiden Jokowi Susah Dilengserkan MPR - Tempo.co

Jum'at, 31 Oktober 2014 | 08:12 WIB



Aktivis Greenpeace berkostum harimau dan lumba-lumba membawa foto presiden RI Jokowi saat melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, 27 Oktober 2014. Mereka menyerahkan petisi '100 Persen Indonesia Hijau Damai' yang telah ditandatangani oleh 113.595 orang. TEMPO/Dasril Roszandi


TEMPO.CO, Jakarta - Mantan hakim konstitusi Jimly Asshidiqie mengatakan, adalah upaya yang berat jika ada pihak yang ingin memakzulkan Presiden Joko Widodo. Bahkan, kata Jimly, pelengseran tersebut lebih berat ketimbang mengubah Undang-Undang Dasar 1945. Musababnya, sistem presidensial memberi perlindungan agar pemimpin negara tak mudah diturunkan begitu saja seperti era presiden Abdurrahman Wahid. 'Ada gabungan mekanisme hukum dan politik,' kata Jimly di kantornya, Kamis, 30 Oktober 2014. (Baca: Di MPR, Jokowi Duduk di Kursi Warisan Soeharto) MPR adalah lembaga tertinggi yang berhak memberhentikan presiden. Namun, sebelum masuk di ranah politik tersebut, Mahkamah Konstitusi harus memutuskan presiden bersalah atau tidak, seperti melakukan tindak pidana maupun korupsi. (Baca juga: PDIP: Koalisi Prabowo Tak Bisa Makzulkan Jokowi)Koalisi Prabowo Subianto telah menguasai parlemen, baik di DPR maupun MPR. Marak wacana yang menyebutkan Jokowi hanya bisa menjabat presiden selama dua tahun. Jokowi disebut bakal dijatuhkan melalui impeachment MPR. 'Itu hanya syak wasangka,' kata Jimly. (Simak juga: Koalisi Merah Putih Jalani Strategi Bumi Hangus)Posisi Presiden Jokowi, kata dia, lebih kuat daripada Presiden Amerika Serikat. Di Indonesia, presiden memiliki hak veto. Andai saja pemerintah tidak sepakat dengan sebuah rancangan undang-undang yang dibahas DPR, produk hukum tersebut tak bisa diundangkan.Sedangkan di Amerika Serikat, kata Jimly, andaikan senat dan parlemen menyetujui RUU, mau tak mau pemerintah kalah dan harus menyetujui RUU yang dibuat senat Amerika. Pemerintah kalah suara dari senat dan parlemen. (Baca: Jokowi Pilih Gugat MK Ketimbang Patuhi Yusril Ihza)MUHAMMAD MUHYIDDIN


Baca yang TerpopulerFoto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap 5 Serangan @TrioMacan2000 yang Bikin Gerah PejabatJaga Habitat Ikan, Menteri Susi Ceburkan Truk ke LautKisah Menteri Susi Makan Sepiring dengan KaryawanCerita Menteri Susi Nge-Trail di Aceh Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Survei: Pendukung KIH tak Puas dengan Susunan Kabinet Kerja ... - Republika Online


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network menunjukkan kurang dari 10 persen pendukung koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang menyatakan puas dengan susunan kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).Dalam survei yang diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober, LSI melibatkan sebanyak 1.200 orang yang pada pemilihan legislatif lalu memberikan suara pada PDIP, PKB, Hanura, dan Nasdem. Dari empat pendukung partai ini, pendukung partai yang paling banyak menyatakan langsung puas terhadap susunan Kabinet Jokowi datang dari pendukung PKB sebesar 6,52 persen. Lalu, disusul oleh pendukung Nasdem sebesar 6,02 persen, pendukung PDIP 4,19 persen, dan terakhir pendukung Hanura sebesar 3,01 persen.Survei dengan margin of error sebesar ± 2,9 persen ini menunjukkan mayoritas pendukung dari keempat partai ini masih ingin melihat dulu kinerja konkret dari para menteri selama tiga sampai enam bulan ke depan, sebelum memutuskan puas atau tidak terhadap susunan Kabinet Kerja. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase yang hampir mencapai 80 persen dari masing-masing pendukung partai yang memilih opsi ini. Dari perolehan persentase ini, LSI menilai pendukung-pendukung partai tak lagi serta-merta mendukung apa pun kebijakan yang dilakukan oleh partai maupun pimpinannya. Para pendukung partai pun kini memilih untuk mengawasi kinerja para menteri di kabinet pemerintahan. 'Pemilih sekarang sudah lebih cerdas,' jelas Peneliti LSI Rully Akbar, Kamis (30/10).LSI menjelaskan, survei ini dilakukan dengan menggunakan multistage random sampling dengan margin of error 2,9 persen. Selain itu, survei ini juga menggunakan metode quickpoll, yakni responden memberi voting melalui aplikasi LSI yang dapat diakses melalui smartphone. Survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif, seperti; FGD di tujuh ibu kota provinsi terbesar di Indonesia, in depth interview, sampai analisis media nasional.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Fadli Zon: Foto Porno Arsyad Tentang Jokowi dan Mega Memang ... - Detikcom

Andri Haryanto - detikNews



Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengakui ada kesalahan yang dilakukan Muhammad Arsyad, tersangka kasus pornografi yang mengunggah meme seronok Jokowi-Mega di media sosial. Pernyataan ini tentu berbanding terbalik dengan sebelum dia masuk ke Gedung Bareskrim menemui petinggi Polri untuk meminta penangguhan penahanan Arsyad. Apa sebab?


Rupanya para penyidik yang menangani kasus Arsyad dan juga Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Tipid Eksus) memperlihatkan gambar yang dipermasalahkan pihak Jokowi.


'Gambarnya memang keterlaluan,' kata Fadli di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2014).


'Saya kira tentu saja ada kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan Arsyad karena ketidaktahuan. Polisi sudah melakukan dengan baik normal dan benar. Itu juga kita pastikan,' imbuhnya.


Kepada Fadli, Arsyad menyampaikan bahwa dia menduplikat gambar tersebut dan memasang di akun media sosialnya. 'Dia menyesal,' ujar Wakil Ketua Umum Gerindra ini.


Proses hukum, dia menambahkan, tetap berjalan. Sambil pihak keluarga dan beberapa pengacara yang akan mendampingi Arsyad meminta penangguhan penahanan.


'Ini bukan suatu proses melakukan intervensi proses terhadap hukum. hukum tetap berjalan. Kita sediakan pembelaan terhadap yang bersangkutan. Mudah-mudahan satu dua hari bisa dilakukan penangguhan,' katanya.


Arsyad ditahan atas laporan Tim Hukum PDIP Henri Yosodiningrat. Arsyad diketahui memasang foto orang tengah bermain seks di facebook. Dia merekayasa foto orang yang bermain seks itu dengan wajah Jokowi dan Megawati. Polisi menangkap Arsyad pekan lalu atas pidana pornografi karena menyebarkan gambar porno di media sosial.


Akhiri hari anda dengan menyimak beragam informasi penting dan menarik sepanjang hari ini, di 'Reportase Malam' pukul 01.30 WIB, hanya di Trans TV

(ahy/ndr)


Javascript harus diaktifkan terlebih dahulu



Lapsus



Redaksi: redaksi[at]detik.com Informasi pemasangan iklan hubungi : sales[at]detik.com


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Datangi Rumah Tersangka Kasus Pornografi yang Hina Jokowi ... - Detikcom

Elza Astari Retaduari - detikNews



Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mendatangi rumah Muhamad Arsyad (23), pemuda yang ditahan karena kasus pornografi, yang merekayasa wajah Jokowi dan Megawati tengah bermain seks di facebook. Fadli datang menemui orangtua Arsyad, Mursida dan Safrudin serta mengaku akan memberikan bantuan hukum untuk Arsyad.


Fadli yang datang dengan kendaraan dinasnya, Toyota Royal Saloon bernopol RI 53 itu tiba di lokasi, Jl. H. Geni RT 06/01, Kampung Rambutan, Jaktim, sekitar pukul 09.30 WIB, Jumat (31/10/2014). Ia pun langsung menghampiri Mursida yang menangis tersedu-sedu.


Setelah menanyakan keadaan Mursida dan kronologi masalah, Fadli pun menyatakan akan memberikan bantuan hukum dengan berusaha meminta penangguhan penahanan terhadap Arsyad. Fadli mengerahkan tim pengacara.


'Kalau gitu kita ajukan penangguhan penahanan, nanti kita perkuat di situ,' ujar Fadli sambil memegang tangan Mursida.


Fadli sendiri mengaku datang sebagai wakil rakyat dan tergerak ingin membantu. Ia pun lalu mengajak Mursida dan suaminya untuk sama-sama ke Mabes Polri menengok Arsyad.


'Saya datang sebagai wakil rakyat, saya concern terhadap anak ibu ini. Jangan sampai wong cilik mendapat kriminalisasi. Ibu Mursida mau menegok anaknya kan sekarang waktu jenguk, sekalian saya juga mau ketemu Kabareskrim untuk menanyakan beberapa laporan saya,' jelas Fadli.


Waketum Gerindra itu menyatakan siap membantu berapapun pengacara yang dibutuhkan. 'Pengacara pro bono, kami siap menyiapkan berapapun pengacara yang dibutuhkan,' pungkasnya.


Fadli yang sempat melihat isi kontrakan rumah Arsyad itu lalu berangkat menuju Mabes Polri. Ia tampak menggandeng tangan Mursida. Arsyad ditahan atas laporan Tim Hukum PDIP Henri Yosodiningrat. Arsyad diketahui memasang foto orang tengah bermain seks di facebook. Dia merekayasa foto orang yang bermain seks itu dengan wajah Jokowi dan Megawati. Polisi menangka Arsyad pekan lalu atas pidana pornografi karena menyebarkan gambar porno di media sosial.


Ikuti berbagai peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di 'Reportase' TRANS TV Senin - Jumat pukul 16.45 WIB

(ear/ndr)


Javascript harus diaktifkan terlebih dahulu



Lapsus



Redaksi: redaksi[at]detik.com Informasi pemasangan iklan hubungi : sales[at]detik.com


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Fadli Zon Pasang Badan untuk Penghina Jokowi - Tempo.co

Jum'at, 31 Oktober 2014 | 13:45 WIB



Fadli Zon (kanan) berbincang dengan Mursidah, orang tua Muhamad Arsyad pelaku penghinaan presiden di Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta, 31 Oktober 2014. TEMPO/Dasril Roszandi


TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon mengatakan siap menjadi jaminan atas penangguhan penahanan untuk Muhammad Arsyad yang dituduh menghina Presiden Joko Widodo di media sosial Facebook. 'Saya bersedia,' ujar Fadli di Markas Besar Kepolisian, Jumat, 31 Oktober 2014. (Baca: Ibu Penghina Jokowi Ingin Sujud ke Kaki Fadli Zon) Menurut Fadli, kedatangannya bersama keluarga Arsyad ke Mabes Polri karena ingin membantu proses penangguhan Arsyad yang mendekam di tahanan. 'Kami ingin memperjuangkan itu,' kata Fadli. Ia bersedia membantu proses hukum Arsyad dengan menyiapkan tim pengacara. 'Mudah-mudahan bebas.' (Baca: Tukang Tusuk Sate Dilaporkan oleh Tim Jokowi)Adapun Arsyad kini sudah kembali ke tahanan Mabes Polri. Kemarin, dia mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, lantaran mengalami depresi. Arsyad ditangkap pada Kamis, 23 Oktober 2014, di rumahnya karena menghina Presiden Jokowi di akun Facebook-nya. (Baca: Penghina Jokowi Dibawa ke Rumah Sakit dan Penghina Jokowi Rajin Ikuti Pengajian)Saat Fadli mengunjungi keluarga Arsyad, Mursyidah, ibu Arsyad, sempat membungkukkan badan ke Fadli Zon. Dia berniat bersujud di kaki Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu. Namun, 'Saya larang, tidak boleh sujud begitu. Sujud hanya boleh ke Tuhan,' kata Ersah, kakak kandung Mursyidah, di kediamannya di Ciracas, Jakarta Timur. (Baca: Ibu Penghina Jokowi Minta Penangguhan Penahanan)Kedatangan Fadli rupanya menjadi harapan baru bagi keluarga Mursyidah. Mereka berharap politikus Partai Gerindra itu dapat mempercepat proses pembebasan Arsyad. Politikus dari Partai Gerindra tersebut juga berjanji akan memfasilitasi pengacara gratis kepada keluarga Arsyad. 'Saya ingin Arsyad bebas tanpa syarat,' kata Ersah. (Baca juga: Ibu Penghina Jokowi Mau Gantikan Anaknya di Bui) TRI SUSANTO SETIAWAN


Baca Berita Terpopuler LainnyaIni Sebab Presiden Jokowi Susah Dilengserkan MPRJadi Menteri, Gaji Susi Tinggal 1 Persen Kemlu AS: Menhan Ryamizard bukan Pelanggar HAMKala Menteri Susi Adu Lari dengan Wartawan JK Nilai Penanganan Kasus Penghinaan Jokowi Terus Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Fraksi Pendukung Jokowi Gelar Sidang Paripurna Hari Ini - Tribunnews




Tribunnews.com, Jakarta - Fraksi partai pendukung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau Koalisi Indonesia Hebat, akan menggelar sidang paripurna tandingan Jumat (31/10/2014), hari ini. Sidang tersebut rencananya digelar mulai pukul 09.00 WIB, di ruang sidang paripurna DPR, Gedung Nusantara II, Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.


Agenda sidang adalah pembacaan mosi tidak percaya dari lima fraksi pada pimpinan DPR yang diketuai Setya Novanto dan empat wakilnya Fadli Zon, Fahri Hamzah, Agus Hermanto, dan Taufik Kurniawan. Lima fraksi itu adalah PDI Perjuangan, Nasdem, PKB, Hanura, dan PPP.


Setelah membacakan mosi tidak percaya, paripurna dilanjutkan dengan agenda pemilihan dan penetapan pimpinan DPR yang baru serta penetapan anggota untuk tiap komisi dan alat kelengkapan dewan lainnya. Namun begitu, paket pimpinan yang akan dicalonkan baru akan diungkap saat sidang paripurna berlangsung.


'Sidang paripurna dari fraksi yang selama ini aspirasinya belum dapat diakomodir oleh pimpinan DPR. Cukuplah sudah pimpinan DPR yang tidak menunjukkan sikap ketidaknegarawanan ini,' kata Wakil Ketua Fraksi PDI-P di DPR, Ahmad Basarah, Kamis (30/10/2014) malam, di Gedung DPR.


Basarah menuturkan, agenda paripurna tandingan ini dikomunikasikan dengan Sekretariat Jenderal DPR. Ia berharap Setjen DPR dapat bersikap netral dan membantu memfasilitasi paripurna tersebut termasuk mengundang anggota DPR dari seluruh fraksi untuk hadir di paripurna.


Untuk pelantikan pimpinan DPR versi Koalisi Indonesia Hebat, Basarah mengaku sudah ada pula upaya menghadirkan Ketua Mahkamah Agung. Kalaupun Ketua MA tak hadir, lanjut dia, skenario hukumnya akan dicatat dalam sebuah berita acara dengan bantuan notaris. 'Ini adalah langkah politik, ini jadi sesuatu yang sulit bagi kami semua, mudah-mudahan publik tahu,' ungkap Basarah.


Seperti diberitakan sebelumnya, suasana DPR juga masih terbelah. Fraksi-fraksi dari partai dalam Koalisi Indonesia Hebat (termasuk PPP) berbeda pendapat dengan fraksi-fraksi dari partai dalam Koalisi Merah Putih yang beranggotakan Golkar, Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat. Saat ini, lima pimpinan DPR berasal dari Koalisi Merah Putih.


Perbedaan makin meruncing saat pimpinan DPR memimpin rapat pemilihan dan penetapan pimpinan alat kelengkapan dewan (komisi dan badan). Semua rapat yang digelar tak dihadiri anggota fraksi Koalisi Indonesia Hebat. Lobi yang dijalin juga buntu.


Permintaan Fraksi dari Koalisi Indonesia Hebat untuk mendapat 16 kursi pimpinan alat kelengkapan dewan ditolak oleh fraksi Koalisi Merah Putih yang hanya menyanggupi lima kursi pimpinan alat kelengkapan dewan.


Karena kebuntuan lobi, fraksi Koalisi Indonesia Hebat memilih tak menyerahkan susunan anggotanya dengan asumsi rapat pemilihan dan penetapan pimpinan alat kelengkapan dewan tak dapat digelar karena tidak memenuhi syarat kuorum jumlah anggota dan fraksi. Tapi apa lacur, perhitungan meleset dan pimpinan DPR tetap menggelar rapat tersebut.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Ibu Penghina Jokowi Ingin Sujud ke Kaki Fadli Zon - Tempo.co

Jum'at, 31 Oktober 2014 | 11:30 WIB



Mursidah, orang tua MA yang menghina presiden Jokowi di media sosial, tak kuasa menahan tangis saat dikunjungi wakil ketua DPR RI Fadli Zon di Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta, 31 Oktober 2014 . Orang tua MA berharap Fadli Zon dapat membebaskan anaknya yang di tahan di Mabes. TEMPO/Dasril Roszandi


TEMPO.CO, Jakarta - Mursyidah, ibu Muhammad Arsyad--yang diduga menghina Presiden Joko Widodo, sempat membungkukkan badannya saat Fadli Zon datang. Dia berniat bersujud di kaki Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu. (Baca: Tukang Tusuk Sate Dilaporkan oleh Tim Jokowi)'Saya larang, tidak boleh sujud begitu. Sujud hanya boleh ke Tuhan,' kata Ersah, yang juga kakak kandung Mursyidah, di kediamannya di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 31 Oktober 2014. (Baca: Penghina Jokowi Dibawa ke Rumah Sakit)Sebelumnya, Mursyidah juga sempat mengutarakan keinginannya bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo. Bahkan dia bersedia bersujud di kaki presiden ketujuh itu. (Baca: Ibu Penghina Jokowi Minta Penangguhan Penahanan) 'Kalau diizinkan bertemu, keluarganya mau bersimpuh di kaki Jokowi agar anak saya bisa cepat pulang ke rumah,' ujar Ersah. (Baca: Penghina Jokowi Buka Facebook di Warnet)Kedatangan Fadli Zon rupanya menjadi harapan baru bagi keluarga Mursyidah. Mereka berharap Fadli dapat mempercepat proses pembebasan Arsyad. Politikus dari Partai Gerindra itu juga berjanji akan memfasilitasi pengacara gratis kepada keluarga Arsyad. (Baca juga: Ibu Penghina Jokowi Mau Gantikan Anaknya di Bui)Sejak Kamis, 23 Oktober 2014, Arsyad dibawa polisi karena tuduhan penghinaan kepada Jokowi melalui media sosial Facebook. 'Saya ingin Arsyad bebas tanpa syarat,' kata Ersah. (Baca: Penghina Jokowi Rajin Ikuti Pengajian)DEWI SUCI RAHAYU


Baca yang Terpopuler Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap 5 Serangan @TrioMacan2000 yang Bikin Gerah PejabatJaga Habitat Ikan, Menteri Susi Ceburkan Truk ke LautKisah Menteri Susi Makan Sepiring dengan KaryawanCerita Menteri Susi Nge-Trail di Aceh Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Thursday, October 30, 2014

KBM Dukung KPK Tangkap Delapan Nama Bermasalah di Kabinet ... - Tribunnews


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan menangkap delapan nama calon menteri bermasalah mendapatkan dukungan. Keluarga Besar Marhaenis (KBM) salah satu yang mendukung langkah tersebut, mereka siap mengawal KPK.


'Komitmen kami adalah pemerintahan Jokowi - JK yang bersih. Karena itu, pernyataan KPK saat pelantikan kabinet yang menegaskan akan menangkap delapan nama yang masuk dalam daftar kuning dan merah akan kita dukung,' ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Keluarga Besar Marhaenis Fachruddin Kamis (30/10/2014) malam.


Fachruddin meyakini, KPK telah memiliki bukti awal yang kuat terkait nama-nama yang dimasukkannya dalam daftar kuning dan merah. Pasalnya, sebagai lembaga penegak hukum, KPK tidak akan gegabah memberikan rekomendasi kepada Jokowi agar tidak memilih nama-nama itu menjadi menteri.


'Pernyataan KPK tentunya memiliki sandaran bukti yang kuat. Karena itu kita terus dorong agar KPK bisa membuktikanya pada publik. Siapakah delapan nama itu, tersangkut kasus apa? Dan bagaimana tindakan KPK,' ujarnya.


Sekretaris Jendral (Sekjen) KBM, Yulianto W. Rahardjo menilai, pengungkapan nama-nama yang masuk daftar kuning dan merah KPK sangat penting. Karena dengan begitu, keresahan para calon menteri yang gagal masuk kabinet kerja bisa dihilangkan.


'Mereka tentu bertanya-tanya, apakah nama mereka masuk dalam daftar KPK atau tidak. Mereka tentu tidak ingin namanya tercemar jika pengungkapannya tidak dilakukan secepatnya. Agar publik tenang dan pemerintah juga bisa fokus bekerja,' tuturnya.


Sebelumnya, Anggota DPR dari PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi mengungkap nama-nama menteri jika ada yang mendapat catatan kuning dan merah. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar tidak menimbulkan fitnah.


'Malaikat sekalipun akan kita jebloskan ke penjara kalau bersalah. Saya mohon dengan hormat kepada Pak Abraham Samad (Ketua KPK), yang mengalir darah tentara, ayahnya tentara, tunjukkan merahmu. Kalau ada benar stabilo merah, segera tangkap, bongkar saja,' paparnya.


Seperti diketahui polemik menyertai pembentukan kabinet Kerja Jokowi-JK. Salah satunya terkait dengan tetap masuknya nama yang mendapatkan catatan merah dari KPK. Nama Menteri BUMN Rini Soemarno menjadi salah satu nama dari jajaran kabinet yang disorot. Pasalnya Rini sempat diperiksa dalam kasus BLBI oleh KPK.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Hina Jokowi, Tukang Tusuk Sate Klaim Iseng - Tempo.co

Rabu, 29 Oktober 2014 | 10:13 WIB



Presiden Jokowi berjalan kaki usai melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 24 Oktober 2014. REUTERS/Beawiharta


TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara MA, pemuda berusia 24 tahun yang menghina Presiden Joko Widodo di Facebook, menyatakan kliennya hanya iseng. MA mengunggah gambar-gambar tak seronok dengan editan wajah Presiden Jokowi di Facebook. 'Dia mengatakan hanya iseng. Dia itu polos,' ujarnya ketika dihubungi, Rabu, 29 Oktober 2014. (Baca: Tukang Sate Penghina Jokowi Dibela Netizen)Menurut Fahmi, MA tak tahu bahwa perbuatannya itu termasuk perbuatan yang menghina Jokowi. 'Facebook yang dia gunakan untuk mem- posting pencemaran adalah akun yang bukan anonim. Kalau niatnya bully pasti pakai anonim. Dia tidak menyadari risiko itu,' ujarnya. (Baca : Tak Mau MA Dipenjara, Keluarga Minta Bertemu Jokowi)Karena itu, ibu MA, Mursidah, yang biasa menjadi pengupas bawang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, berencana ke Istana Negara. Namun Fahmi belum tahu kapan rencana aksi di depan Istana itu. 'Belum tahu. Ibunya juga buruh harian di Pasar Induk Kramat Jati,' katanya. (Baca: Penghina Presiden di FB Ingin Sujud di Kaki Jokowi)Kamis pagi, 23 Oktober lalu, empat orang laki-laki berpakaian sipil mendatangi rumah MA di Gang Jum, Kramat Jati, Jakarta Timur. Mereka menanyakan beberapa hal, kemudian langsung menciduk MA ke Mabes Polri. Pada Jumat pekan lalu, setelah pemeriksaan selama 24 jam, Mabes Polri menetapkan MA sebagai tersangka.MA dijerat beberapa pasal berlapis, yakni pasal pencemaran nama baik dalam Undang-Undang ITE dan UU pornografi. Ancaman hukuman untuk MA mencapai 10 tahun penjara.LINDA TRIANITABerita TerpopulerHina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini DitahanEva Sundari Kecewa Tak Jadi Menteri JokowiDitawari Tiga Pos, Kenapa Tjahjo Pilih Kemendagri? Paripurna DPR Ricuh, Meja Rapat Digulingkan


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Ini Akun FB Hina Jokowi yang Anti Joko Widodo (Arsyad Assegaf) - Sidomi News


Hina Jokowi dengan konten foto porno menghina Jokowi, pelaku terancam bui 12 tahun. Inilah akun FB Anti Jokowi yang hina Joko Widodo. Apa postingan yang ditulis akun itu?


Kasus pencemaran nama baik yang dilakukan oleh akun tersebut ramai diperbincangkan di media sosial. Dalam satu postingan Facebook Anti Jokowi terdapat konten yang menjelekkan sosok presiden.


'Pada 1 november pemerintah berencana menaikkan BBM bersubsidi Rp 3rb/liter,, dg kondisi harga minyak dunia yg relatif stabil hanya saja subsidi BBM Thn ini telah melebihi kuota APBN 2014,' tulis FB Anti Jokowi pada 26 Oktober 2014.


Kemudian akun tersebut menulis:


'Lalu haruskah BBM naik sebesar itu ? itukah satu-satunya solusi terbaik ? Itukah presiden yg katanya dari rakyat ? benarkah partainya masih pro dg wong cilik ? siapa yg sedekade ini selalu berteriak dg lantang.'


Kemudian akun tersebut posting gambar Jokowi yang bersanding dengan JK bertulis Indonesia hebat yang disilang. Lalu, tulisan diganti dengan teks Indonesia melarat.



Sementara itu, pihak kepolisian telah menahan MA (23) yang diduga menghina Presiden Jokowi lewat satu editan foto tidak senonoh. MA kemudian menyebarkan foto itu ke laman jejaring sosial FB. Atas aksinya itu, MA terancam kurungan 12 tahun penjara.


'Dari hasil penyelidikan online diketahui akun Facebook atas nama Arsyad Assegaf (Anti Jokowi) merupakan milik tersangka MA,' jelas Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen Kamil Razak.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Penghina Jokowi di Facebook Unggah Gambar Cabul - Tempo.co

Rabu, 29 Oktober 2014 | 10:30 WIB



Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana Widodo saat persiapan pemotretan bersama Kabinet Kerja di halaman Istana Negara, Jakarta, 27 Oktober 2014. TEMPO/Subekti


TEMPO.CO, Jakarta - Tim pengacara Presiden Joko Widodo saat masih berkampanye, Teguh Samudra, membenarkan telah melaporkan MA ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia pada 27 Juli 2014 atas dugaan pencemaran nama baik. Dia menganggap kelakuan pemuda berusia 24 tahun yang bekerja sebagai tukang tusuk sate ini sudah kelewat batas sehingga dilaporkan ke polisi. (Baca: Tukang Sate Penghina Jokowi Dibela Netizen)'Gambarnya jorok-jorok. Gambar BF ( blue film alias film porno) terus mukanya diedit dengan wajah Pak Jokowi,' kata Teguh ketika dihubungi Tempo, Rabu, 29 Oktober 2014. Tak hanya wajah, pada gambar cabul itu juga ditambahi kata-kata jorok dan tak etis. Namun, Teguh tidak ingat apakah yang dilaporkan dulu itu berinisial MA. 'Setahu saya diakun Facebook-nya berinisial AA.' (Baca: Tak Mau MA Dipenjara, Keluarga Minta Bertemu Jokowi)Saat melaporkan MA, Teguh bertindak sebagai saksi. Sedangkan kuasa hukumnya adalah Henry Yosodiningrat. Beberapa hari setelah laporan tersebut, Mabes Polri langsung memblokir akun Facebook milik AA. Kamis pagi, 23 Oktober 2014, empat orang laki-laki berpakaian sipil mendatangi rumah MA di Gang Jum, Kramat Jati, Jakarta Timur. (Baca: Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan)Mereka menanyakan beberapa hal dan langsung menciduk MA ke Mabes Polri. Setelah memeriksa selama 24 jam, Mabes Polri menetapkan MA sebagai tersangka pada Jumat siang atau keesokan harinya. MA dijerat beberapa pasal berlapis, yakni pasal pencemaran nama baik dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta UU Pornografi. LINDA TRIANITABerita TerpopulerHina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini DitahanEva Sundari Kecewa Tak Jadi Menteri JokowiDitawari Tiga Pos, Kenapa Tjahjo Pilih Kemendagri?Paripurna DPR Ricuh, Meja Rapat DigulingkanDulu Harta Ryamizard Rp 3,5 Miliar, Sekarang....Jatah Menteri Jokowi dari IPB dan ITB Tergerus


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Pengacara Jokowi tolak cabut gugatan kasus pornografi - BBCIndonesia.com


Tim pengacara yang pernah mendampingi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama kampanye pilpres mengatakan, pihaknya tidak akan mencabut gugatan ke Mabes Polri terkait kasus penghinaan, pencemaran nama baik dan pornografi yang merugikan Joko Widodo.


Penegasan ini menanggapi usulan berbagai pihak agar pihak kepolisian tidak membawa kasus yang menyeret pria berinisial MA, yang dikenal sebagai penjual tusuk sate, ke ranah pidana.


'Saya jamin Jokowi pasti memaafkan itu, tapi tidak mungkin akan saya cabut gugatannya,' kata mantan koordinator tim hukum kampanye capres Jokowi-Jusuf Kalla, Henry Yosodiningrat, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (30/10) siang.


Polisi telah menangkap MA, 23 tahun, karena dituduh membuat dan menyebarkan rekayasa foto pornografi Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri, melalui akun Facebooknya.


Kepolisian telah menjerat MA dengan tuduhan berlapis, yaitu pasal pornografi dan pencemaran nama baik. Dia juga dijerat serangkaian pasal dalam UU Informasi dan transaksi elektronik.


Meminta maaf

Belakangan, ibu kandung MA juga telah meminta agar Presiden Joko Widodo memaafkan tindakan anaknya.



Namun, menurut Henry Yosodiningrat, proses hukum terhadap MA tetap jalan, walaupun nantinya Presiden Jokowi akan memaafkan tindakannya.


'Bahwa hukumannya (berdasarkan putusan majelis hakim) menjadi ringan, itu persoalan lain. Jadi jangan dikira saya haus untuk melihat orang dihukum. Begitu juga Jokowi,' tandas Henry.


Sementara itu, Mabes Polri menyatakan pihaknya tidak dapat mencabut perkara ini karena termasuk delik murni.


Bahwa hukumannya (berdasarkan putusan majelis hakim) menjadi ringan, itu persoalan lain. Jadi jangan dikira saya haus untuk melihat orang dihukum. Begitu juga Jokowi.

'Polisi tidak bisa mencabut sendiri, apalagi kasusnya ini terkait dengan delik biasa atau murni,' kata Juru Bicara Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Agus Rianto, kepada BBC Indonesia, Kamis siang.


Ditahan

Kasus ini bermula dari laporan Koordinator tim hukum kampanye Jokowi-Jusuf Kalla ke Bareskrim Polri pada akhir Juli 2014 lalu.


Polisi diminta menelusuri akun Facebook yang mengunggah dan menyebarkan rekayasa foto pornografi Jokowi dan Megawati.


Polisi baru menyelidiki kasus ini sejak Agustus lalu. Belakangan, 10 Oktober lalu, polisi memeriksa Jokowi, yang sudah berstatus sebagai presiden terpilih.


Setelah menelusuri akun Facebook yang bersangkutan, polisi menemukan nama asli sang pemilik akun tersebut, yaitu MA.


MA ditangkap di kediamannya di Jakarta Timur dan saat ini dia ditahan di rumah tahanan Bareskrim Polri.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Kekalahan Beruntun Koalisi Indonesia Hebat di Parlemen ... - KOMPAS.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat menggelar pemilihan dan menetapkan sejumlah pimpinan komisi alat kelengkapan Dewan, Rabu (29/10/2014). Seperti diduga, Koalisi Indonesia Hebat yang menjadi 'oposisi' di parlemen kembali tak mendapatkan satu pun jatah kursi pimpinan.Dari 11 komisi, baru sembilan komisi yang telah melakukan proses pemilihan dan menetapkan pimpinan. Dua komisi lainnya, yakni Komisi V dan Komisi XI, menunda proses pemilihan lantaran Koalisi Merah Putih ingin mengubah susunan anggota di kedua komisi itu.Sementara itu, dari enam anggota fraksi Koalisi Merah Putih di parlemen, hanya Fraksi PPP yang tidak mendapatkan jatah kursi pimpinan. Sikap politik PPP yang belakangan mendukung pemerintah berdasarkan hasil Muktamar VIII di Surabaya disinyalir menjadi penyebabnya.Sisa Pemilu Presiden 2014Jika ditarik ke belakang, tak adanya jatah kursi pimpinan bagi Koalisi Indonesia Hebat tak bisa dilepaskan dari Pemilu Presiden 2014 dan calon presiden yang diusung koalisi ini, Joko Widodo. Sejak awal, Jokowi-yang kemudian memenangi pemilu dan menjadi presiden-menyatakan hanya hendak membangun koalisi ramping dan tanpa syarat.Niat Jokowi itu membuatnya tak berusaha menambah jumlah partai pengusung pada Pemilu Presiden 2014 hingga saat terakhir. Koalisi Indonesia Hebat pun hanya beranggotakan empat partai, yakni PDI-P, Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hati Nurani Rakyat.Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, berpendapat bahwa pernyataan Jokowi itulah yang sekarang menjadi simalakama bagi Koalisi Indonesia Hebat. 'Kalau Jokowi membangun koalisi besar, apa bedanya Jokowi dengan SBY? Di sinilah simalakama Jokowi terjadi,' kata Hamdi kepada Kompas.com, Rabu.Padahal, ada pemeo yang sudah nyaris dianggap sebagai kebenaran bahwa tak ada makan siang gratis di dunia politik. Koalisi Merah Putih tampaknya sejak dini menyadari bahwa mengalahkan Jokowi pada Pemilu Presiden 2014 bukan perkara mudah.Karenanya, para politisi dari partai-partai dalam Koalisi Merah Putih pun berkonsolidasi di parlemen, masih pada periode DPR yang lalu. Mereka mengebut pembahasan dan pengesahan UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD. UU tersebut disinyalir menjadi pintu awal 'kekalahan beruntun' Koalisi Indonesia Hebat di parlemen pada hari-hari ini. Tata Tertib DPR yang merujuk pada UU tersebut menyatakan, pengajuan calon untuk segala pemilihan pimpinan di DPR dibuat menggunakan sistem paket. Hari-hari kekalahan beruntun



ican/kompas.com Koalisi Indonesia Hebat menggelar konferensi pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/10/2014). Mereka melayangkan mosi tidak percaya terhadap pimpinan DPR saat ini dan mengangkat pimpinan DPR sendiri.


Entah karena menyadari 'jebakan Batman' dalam UU MD3 atau alasan lain, Jokowi pun berusaha menemui Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, Hamdi menduga ada penawaran dari Demokrat yang sulit dipenuhi Jokowi.'Misalnya, Demokrat minta jatah lima kursi di parlemen, tapi Jokowi tidak bisa memenuhi permintaan itu karena dia terbentur dengan pernyataan awalnya soal koalisi ramping dan tanpa syarat itu,' kata Hamdi. Posisi Partai Demokrat adalah kunci di parlemen, yang akan menentukan 'arah angin' hasil akhir. Meski bukan lagi pemilik kursi terbanyak di parlemen, jumlah anggota DPR dari partai ini tetap tak bisa diabaikan. Tibalah hari-hari pemilihan pimpinan DPR dan alat kelengkapannya. Demokrat mendapatkan satu kursi pimpinan DPR setelah bergabung dengan paket pimpinan yang diajukan Koalisi Merah Putih. 'KMP tentu sudah memperhitungkan bahwa mereka akan menang. Meski digugat ke MK sekalipun, (gugatan) akan kalah. Jadi pintu sudah tertutup, kecuali Jokowi buka transaksi yang sangat besar, kursi menteri misalnya,' kata Hamdi.Setelah DPR memiliki struktur pimpinan, pekerjaan rumah lembaga terhormat itu selanjutnya adalah membentuk struktur pimpinan alat kelengkapan Dewan. Lagi-lagi proses yang sama terjadi.Upaya tarik-menarik yang dilakukan Koalisi Indonesia Hebat cukup alot. Mereka menolak menyerahkan nama anggota fraksi mereka untuk penempatan di alat kelengkapan. Anggota Fraksi PDI-P Aria Bima mengakui bahwa koalisinya meminta alokasi 16 dari 47 kursi pimpinan alat kelengkapan. Basis alokasi itu adalah pembagian secara proporsional berdasarkan perolehan kursi di DPR. Rupanya, negosiasi Aria menemui jalan buntu. Hingga Jokowi akhirnya mengumumkan komposisi kabinetnya, Minggu (26/10/2014) lalu, Koalisi Merah Putih bergeming dengan hanya memberikan jatah enam kursi pimpinan alat kelengkapan untuk seluruh fraksi Koalisi Indonesia Hebat.


'Sekarang politisi PDI-P masih ngotot minta alat kelengkapan, sekarang kamu mau kasih apa ke saya? Kecuali kamu kasih menteri (saya tambah alokasi kursi pimpinan alat kelengkapan). Nah menteri saja sudah terbentuk, ya tentu tidak bisa,' tutur Hamdi memberikan ilustrasi.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Jokowi Maafkan MA, Kasus Penghinaan Jalan Terus - Tempo.co

Kamis, 30 Oktober 2014 | 08:59 WIB



Facebook Inc. REUTERS/Dado Ruvic


TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum Joko Widodo, Henry Yosodiningrat, menyatakan tidak akan mencabut laporan ke Mabes Polri terhadap Muhammad Arsad. Pemuda berusia 23 tahun ini diduga menyebarluaskan gambar cabul Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Baca: Penghina Jokowi, Hidup Miskin dan Lulusan SMP)Menurut Henry, kasus itu tidak bisa dicabut karena delik yang disangkakan kepada MA bukanlah delik aduan. 'Jokowi pasti akan memaafkan, tetapi tidak berarti saya harus mencabut laporan itu,' ujar Henry saat dihubungi Tempo, Rabu, 29 Oktober 2014. (Baca: Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap)Pada 23 Oktober 2014, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri menahan MA karena memasang wajah Jokowi dan Megawati dalam gambar porno. Gambar tersebut disebar di akun Facebook milik Arsad, yang kini sudah diblokir. (Baca: Ibu Penghina Jokowi di Facebook Nyaris Bunuh Diri) Nantinya, menurut Henry, jika kasus sampai di pengadilan, hakim akan memberi pertimbangan yang sesuai dengan latar sosial dan ekonomi MA. Jika MA bersalah, Henry yakin hakim akan memberi vonis setimpal atas perbuatannya.Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Polri Brigadir Jenderal Kamil Razak, MA dijerat dengan Pasal 29 Undang-Undang Pornografi Nomor 44 Tahun 2008 serta Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 310 dan 311 tentang pencemaran nama baik. Dia terancam mendekam di penjara selama 12 tahun.Bekas Jaksa Agung Muda Pengawasan Marwan Effendi menyarankan agar kasus itu diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kapolri harus berkonsultasi kepada Presiden agar kasus dituntaskan dengan prinsip keadilan restoratif. 'Sifatnya memulihkan masyarakat dan penyelesaiannya secara dialog, bukan balas dendam,' kata Marwan. ROBBY IRFANYBerita TerpopulerPenghina Jokowi di Facebook Unggah Gambar CabulTukang Sate Penghina Jokowi Dibela NetizenPenghina Presiden di FB Ingin Sujud di Kaki Jokowi Menteri Susi Jadi Headline TV Belanda Kasus Penghinaan, Jokowi Sudah Diperiksa Polri


Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Wednesday, October 29, 2014

Ini Kritik Ilham Habibie untuk Kabinet Jokowi-JK - Republika Online


REPUBLIKA.CO.ID, PEKABARU -- Ilham Akbar Habibie mengeritik struktur Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla terkait Kementrian Riset Teknologi dan Dirjen Perguruan Tinggi yang seharusnya juga menggabungkan Kementerian Industri.


Kementerian itu seharusnya juga bukan dikoordinir oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, tapi Menko Ekonomi, kata Ilham, putra mantan Presiden Baharuddin Jusuf Habibie di Pekanbaru, Rabu Kemarin.


'Penggabungan ristek dengan dikti sudah bagus, tapi belum optimal. Seharusnya secara koordinatif juga dimasukkan langsung dari industri. Ristek kadang hanya lebih kepada administrator dan bukan orang industri walaupun mengetahui,' katanya.


Dia menjelaskan bergabungnya perguruan tinggi dengan ristek bagus karena unversitas banyak meneliti sesuatu tapi tidak dimanfaatkan. Setelah bergabung, orang dari Ristek bisa kerja sama dengan universitas agar penelitian mendapat arahan dan lebih bermanfaat, tapi itu saja belum optimal karena yang akan menggunakannya adalah orang industri.


Terkait Menko, menurutnya ristek dan dikti mestinya berada di bawah koordinator bidang ekonomi karena hal ini terkait dengan peningkatan daya saing. Ristek dan Dikti itu, katanya, tidak umum karena tidak semua orang bisa kuliah, apalagi meneliti.


Kemudian bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, lanjutnya, terkait dengan pendidikan hanya untuk sekolah dasar dan menengah. Sementara itu, perguruan tinggi lebih spesialis dan bukan umum karena menyangkut daya saing ekonomi.


'Jadi mestinya M. Nasir pindah dari 'Portfolio' Puan Maharani ke 'Portfolio' Sofyan Djalil,' sarannya.


Menurut dia, hal ini penting dalam rangka mempercapat kesiapan Indonesia menghadapi persaingan global. Oleh karena itu perlu investasi untuk teknologi dan pengembangan di Indonesia yang saat ini masih sangat rendah.


Hal tersebut, kata dia, harus segera diubah apalagi Indonesia 15 tahun lagi diperkirakan akan menjadi ekonomi ketujuh terbesar di dunia. 'Beberapa investasi harus dilakukan di antaranya investasi SDM, investasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta investasi inovasi dan kewirausahaan' jelasnya.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Saat Jokowi Membasuh Perih dan Mengukir Senyum Pengungsi ... - Detikcom

Index Artikel Ini Klik'Next' untuk membaca artikel selanjutnya 1 dari 5



Rusman/Setpres



Jakarta - Tangisan histeris dan senyuman mengembang terlukis di wajah pengungsi letusan Gunung Sinabung menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo. Ia mendengarkan seksama keluh kesah rakyatnya, lalu bergerak cepat meringankan beban para pengungsi, seperti 4 momen ini:


Pertemuan Jokowi dan pengungsi jauh dari acara-acara seremonial belaka. Warga bebas bersalaman dan berdialog dengan sang Presiden pilihan rakyat itu. Jokowi langsung bergegas meninjau kondisi nyata pengungsi Sinabung.


Jokowi berkemeja putih didampingi Iriana yang juga memakai baju putih dan sepatu kets itu langsung disambut tangisan histeris para pengungsi perempuan di Gereja GBKP, Jl Kota Cane, Kabanjahe, Sumut. 'Terima kasih Pak Jokowi sudah datang ke sini,' kata salah seorang pengungsi perempuan.


Pria kelahiran Solo ini juga menyapa anak-anak pengungsi. Jokowi kemudian membuat kuis berhadiah bagi bocah yang hafal Pancasila. Suasana sangat cair dan senyuman bocah yang hafal Pancasila pun mengembang setelah diberi beberapa lembar uang ratusan ribu oleh sang Presiden.


Jokowi juga meninjau para pengungsi di bekas Kampus Bukit Barisan. Ia didatangi oleh seorang pria yang bertugas menjadi koordinator kegiatan belajar anak-anak pengungsi. Pria itu mengeluh sulitnya kehidupan anak-anak di lokasi. Agar lebih nyaman ngobrolnya, Jokowi mengajak pria itu untuk berbicara di bawah pohon rindang. Sejumlah warga pun mendekat untuk ikut nimbrung berbicara dengan orang nomor satu tersebut. Jokowi setia mendengarkan unek-unek warga dan berdialog.


Sepak terjang Jokowi memang penuh kejutan. Selepas meninjau pengungsi, Jokowi spontan berhenti di Desa Guru Kinayan, yang berjarak 2 kilometer dari Gunung Sinabung. Abu vulkanik menutupi tanaman dan jalanan di sekitarnya. Jokowi menemui warga yang masih bertahan dengan alasan kebutuhan hidup. 'Ngapain masih di sini? ' tanya Jokowi spontan.


'Di sini kerjaan kami, tolong bantu kami, Pak. Kami kesulitan,' tutur salah seorang warga. Di desa tersebut, sebagian besar warga memang berprofesi sebagai petani di kebun.


Warga sangat senang dengan kedatangan Jokowi. 'Bapak terima kasih sudah datang pertama kali ke sini, setelah Bapak dilantik, beberapa hari kemudian Bapak ke sini,' ucap pria tersebut sambil menangis. Ucapannya tak bisa berlanjut karena tertahan air mata.


Melihat hal ini, Iriana dan rombongan Jokowi lainnya tampak haru. Mata mereka berkaca-kaca. Akhirnya, Jokowi pun memberikan bantuan dan menanyakan ke warga apa lagi kebutuhan mereka. Ada yang meminta bantuan seng, paku, hingga bangku, termasuk meminta berfoto ria.


Bantuan dipersembahkan Jokowi untuk pengungsi Sinabung. Jokowi membagi-bagikan sembako kepada pengungsi. Tak lupa, dia juga membagikan kartu Indonesia sehat dan kartu Indonesia pintar. Jokowi memerintahkan agar masalah relokasi pengungsi terselesaikan dalam tempo dua hari. Bantuan itu diharapkan Jokowi dapat meringankan beban rakyatnya.


Berikut 4 kisah Jokowi di Sinabung:


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap - Tempo.co

Kamis, 30 Oktober 2014 | 07:26 WIB



Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana Widodo saat persiapan pemotretan bersama Kabinet Kerja di halaman Istana Negara, Jakarta, 27 Oktober 2014. TEMPO/Subekti


TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menangkap MA, 23 tahun, karena memasang wajah Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri ke dalam sebuah gambar porno. Gambar tersebut disebar di jejaring sosial, Facebook. (Baca: Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan)'MA (Muhammad Arsad) dijerat pasal pornografi dan pencemaran nama baik,' kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Kamil Razak, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu siang, 29 Oktober 2014. (Baca: Ibu Penghina Jokowi di Facebook Nyaris Bunuh Diri)Menurut Kamil, kasus ini dilaporkan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sekaligus pengacara, Henry Yosodiningrat, pada 27 Juli 2014. Namun penyidik belum dapat memprosesnya karena masih dalam suasana pemilihan umum presiden. (Baca: Penghina Presiden di FB Ingin Sujud di Kaki Jokowi)'Kami baru memeriksa Henry pada Agustus lalu, sementara Presiden Jokowi memberikan keterangan pada 10 Oktober,' ucap Kamil. Dari keterangan sejumlah saksi dan alat bukti, polisi menemukan akun Facebook atas nama Arsyad Assegaf. Akun itu ternyata milik MA. (Baca juga: Tukang Sate Penghina Jokowi Dibela Netizen)MA ditangkap penyidik pada Kamis pagi 23 Oktober 20214. Kini, pegawai di sebuah restoran sate itu telah ditahan di Mabes. Penyidik, kata Kamil, belum mengetahui motif MA menyunting dan menyebarkan gambar tersebut lewat jejaring sosial Facebook. 'Belum diakui tersangka,' ujarnya. (Baca pula yang lain: Kasus Penghinaan, Jokowi Sudah Diperiksa Polri)Pengacara Arsad menyatakan kliennya hanya iseng saat mengunggah foto-foto itu. 'Dia mengatakan hanya iseng. Dia itu polos,' ujarnya ketika dihubungi, Rabu, 29 Oktober 2014. Menurut Irfan Fahmi, Arsad tak tahu bahwa perbuatannya itu termasuk perbuatan yang menghina Jokowi. 'Dia tidak menyadari risiko itu,' ujar Irfan kepada Tempo.SINGGIH SOARES


Berita Terpopuler Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini DitahanEva Sundari Kecewa Tak Jadi Menteri JokowiDitawari Tiga Pos, Kenapa Tjahjo Pilih Kemendagri?Paripurna DPR Ricuh, Meja Rapat DigulingkanDulu Harta Ryamizard Rp 3,5 Miliar, Sekarang....Jatah Menteri Jokowi dari IPB dan ITB Tergerus Entities Related Keywords Authors Media Images 0

MA Menyesal Pasang Foto Rekayasa Jokowi yang Dikopi dari Internet - Detikcom

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews



MA (Foto: Edo/detikcom)


Jakarta - Fachrul, perwakilan keluarga MA, menyebutkan, MA hanya meng- copy paste foto rekayasa Jokowi dan Megawati dari grup rival Jokowi di internet saat Pilpres lalu. MA yang berusia 24 tahun disebut hanyalah pemuda yang polos.


'Dia anaknya polos, dia itu nggak tahu apa-apa. Orang dia itu copas foto dari grup rival capres Jokowi,' ujar Fachrul saat ditemui di rumah ibu MA, Mursidah, di Jl H Jum, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (29/10/2014).


MA lalu memasukkan foto rekayasa tidak senonoh tersebut di akun Facebook-nya. Foto rekayasa itu menggambarkan sepasang pria-wanita yang beradegan seks doggy style. Wajah keduanya diganti dengan wajah Jokowi dan Megawati.


Fachrul menegaskan, sebenarnya MA tidak tahu menahu soal komputer. 'Sebenarnya dia enggak ngerti komputer,' ujar Fachrul.


Mursidah, ibu MA, menceritakan saat menjenguk anaknya di tahanan Mabes Polri, MA mengatakan menyesal melakukan hal tersebut. MA juga mengaku iseng atas perbuatannya.


'Dia nggak tahu apa-apa. Dia cuma bercanda. Dia nyesel, dia iseng saja. Namanya juga anak muda,' kata Mursidah sambil menangis sesenggukan.


Juli Karyadi (46) Ketua RW 1 RT 9, Jl H Jum, Ciracas, Jakarta Timur, tidak pernah mendengar MA sebagai anak yang nakal. MA memang suka bermain di warnet.


'Informasinya begitu, suka main ke warnet. Sehari-hari kerja serabutan. Kadang jadi tukang angkat air galon, terakhir saya dengar sebagai karyawan warung sate,' kata Juli.


MA ditangkap pada 23 Oktober lalu oleh polisi Mabes Polri. Dia dilaporkan oleh tim kuasa hukum Jokowi-JK pada musim kampanye pilpres lalu. Polisi menyebut, pihaknya juga telah memintai keterangan Jokowi pada 10 Oktober 2014.


Ikuti berbagai peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di 'Reportase' TRANS TV Senin - Jumat pukul 16.45 WIB

(nik/nrl)


Javascript harus diaktifkan terlebih dahulu



Lapsus



Redaksi: redaksi[at]detik.com Informasi pemasangan iklan hubungi : sales[at]detik.com


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Presiden Jokowi Akan Memaafkan Muhamad Arsyad - Tribunnews


WARTA KOTA/MOHAMMAD YUSUF




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan yang tak lain mantan Koordinator Tim Hukum Kampanye Nasional Jokowi-JK saat Polpres lalu, Henry Yosdiningrat memastikan, Presiden Jokowi akan memaafkan Arsyad. Namun, permasalahan hukum terhadap Arsyad akan tetap berjalan.


'Jadi jangan disikapi dengan lebay. Seolah-oleh kita tega terhadap orang miskin, tidak sama sekali. Ini karena proses hukum memang sedang berjalan,' kata Henry kepada Tribunnews.com, Rabu (29/10/2014).


Sebelumnya diberitakan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Pol Boy Rafli Amar membenarkan adanya penangkapan terhadap pelaku yang diduga melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).


'Ada, terkait ITE (informasi dan transaksi elektronik) serta pornografi,' ujar Boy, saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2014), ketika dikonfirmasi mengenai pemberitaan di berbagai media.


Henry kemudian menjelaskan, kasus ini dilaporkan sebelum Jokowi terpilih menjadi presiden, saat kampanye Pilpres beberapa waktu lalu. Ketika itu, ia diminta untuk melaporkan adanya gambar yang menghina Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi, yang saat itu sebagai calon presiden.


'Jadi, ini perlu saya tegaskan. Kasus ini bukan delik aduan dan biarkan hukum yang berbicara. Saya laporkan ke Mabes Polri kira-kira pada dinihari saat kampanye pilpres atau sebelum pencoblosan. Kemudian, saya diperiksa sebagai saksi pelapor sebagai tim kuasa hukum Jokowi. Pak Jokowi juga sudah diperiksa oleh pihak Mabes Polri,' cerita Henry.


Sebagai kader PDIP, lanjutnya, ia diminta oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan , ketika itu masih dijabat Tjahjo Kumolo terkait gambar seorang perempuan dan seorang lelaki yang beredar di masyarakat ke Mabes Polri.


'Saya dengar pada tanggal 23 Oktober, pelakunya sudah ditangkap. Dan ternyata kebetulan yang bersangkutan adalah tukang sate. Tolong jangan didramatisir seolah-oleh kami berani menghukum orang miskin, tidak sama sekali. Kalau kemudian pelakunya oknum aparat sekalipun, proses hukum tetap berjalan. Tak usahlah sujud sukur, pasti Pak Jokowi memaafkan,' Henry menegaskan.


'Jangan kemudian dianggap hukum tidak bisa bagi orag miskin. Hukum tetap berjalan, sekaligus memberikan pembelajaran kepada publik atas kasus ini. Diluar proses hukum, Presiden Jokowi pasti memaafkan, namun tidak bisa hukum kemudian dibiarkan begitu saja, harus tetap berjalan,' Henry menegaskan.


Mursidah, ibunda Muhammad Arsyad (23) diberitakan sebelumnya mengaku terpukul setelah buah hatinya ditangkap polisi lantaran dituduh menghina Presiden RI Joko Widodo.


Bahkan, Mursidah yang ditemui di Jalan Haji Jum RT 09/01 Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (29/10/2014) pagi, mengakui bersedia sembah sujud meminta maaf di hadapan Presiden RI Joko Widodo.


'Saya mohon ketemu Pak Jokowi, saya minta maaf pak, maafkan anak saya. Anak saya tidak tahu apa-apa, saya siap sujud minta maaf di kaki Pak Jokowi. Saya mohon pak,' kata Mursidah yang terus menangis.


Bahkan, kala itu, Mursidah terus sambil bersujud di hadapan jurnalis ketika diwawancarai. Ia juga menangis sesenggukan, memohon agar anaknya dibebaskan.


'Kalau perlu tukar nyawa anak saya dengan saya. Saya mohon bebaskan anak saya pak,' kata Mursidah terus menerus sujud di hadapan wartawan.


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Ini Isi Facebook MA yang Diduga Menghina Jokowi - Republika Online


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tersangka pencemaran nama baik Presiden Jokowi, MA, membuat sebuah akun facebook bernama ANTI Jokowi. Didalamnya terdapat sejumlah postingan yang menjelekkan Jokowi.Pada 26 Oktober dia memposting, 'Pada 1 november pemerintah berencana menaikkan BBM bersubsidi Rp 3rb/liter,, dg kondisi harga minyak dunia yg relatif stabil hanya saja subsidi BBM Thn ini telah melebihi kuota APBN 2014,' tulisnya.Kemudian, lalu haruskah BBM naik sebesar itu ? itukah satu-satunya solusi terbaik ? Itukah presiden yg katanya dari rakyat ? benarkah partainya masih pro dg wong cilik ? siapa yg sedekade ini selalu berteriak dg lantangjika BBM naik menyengsarakan rakyat ? lalu siapa yg sekarang mendukung penuhkenaikan BBM setelah berkuasa ?Dia kemudian membuat postingan gambar Jokowi berdampingan dengan JK bertuliskan indonesia hebat yang disilang. Lalu diganti dengan tulisan indonesia melarat.Dia juga diduga membuat postingan gambar Jokowi berdiri dengan jas hitam kemeja putih dan dasi merah. Kemudian digabung dengan foto SBY, Hillary Clinton, (alm) Gus Dur, Soetan Bhatugana, dan banyak tokoh lainnya yang sedang tertawa, seakan menertawakan Jokowi.Ada yang mengomentari facebook tersebut bernama Gusti Fitri Purnama Willy III. Dia bersyukur si pemilik akun ini yang diduga MA sudah ditangkap.


'Minghina jokowi dipenjara Gw sumpain tuh orang gosong di penjara Menghina presiden indonesia Sama Saja Menghina Negara Indonesia Biar tuh tukang sate mati Masa foto pk presiden di edit foto org. Bersetubuh ‪#‎sue,' tulisnya.‬


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Ibu Penghina Jokowi: Mohon Maaf Bapak Presiden - Tempo.co

Rabu, 29 Oktober 2014 | 13:03 WIB



Presiden Joko Widodo saat mengumumkan 34 nama menteri di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. Jokowi memberi nama kabinetnya Kabinet Kerja. TEMPO/Subekti


TEMPO.CO, Jakarta - Ibunda Muhammad Arsad (MA), Mursidah, 49 tahun, tersangka penghina Presiden Joko Widodo memohon agar Jokowi mengeluarkan anaknya dari ruang tahanan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Muhamad Arsad, 23 tahun, ditangkap pada Kamis, 23 Oktober 2014, karena dituduh menghina Presiden RI. (Baca: Penghina Jokowi di Facebook Unggah Gambar Cabul)'Saya mohon maaf kepada Bapak Presiden, anak saya enggak tahu apa-apa. Saya mohon dibebaskan,' kata Mursidah saat ditemui di rumahnya di daerah Ciracas, Jakarta Timur, Rabu, 29 Oktober 2014. (Baca: Hina Jokowi, Tukang Tusuk Sate Klaim Iseng)'Bila perlu saya bersimpuh di hadapan Bapak Presiden. Saya ingin menghadap Bapak, mencium kaki bapak. Mohon maaf atas nama anak saya Muhammad Arsad,' ujarnya sambil menangis dan bersujud. (Baca: Tukang Sate Penghina Jokowi Dibela Netizen)Mursidah tak mengetahui apa yang dilakukan anak pertamanya itu. Pada Kamis pagi itu, empat orang polisi berbaju sipil yang datang menangkap Arsad, mengatakan bahwa Arsad, menghina Presiden Jokowi di jejaring sosial Facebook. (Baca: Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan)'Saya enggak bisa baca-tulis, bapak polisi dateng dan nunjukkin sesuatu di HP bapak polisi itu,' kata dia. 'Kalau anak saya salah, mohon dimaafkan Bapak Presiden Jokowi,' ujarnya lagi dengan menyatukan dua telapak tangannya seraya memohon. (Baca: Kasus Penghinaan, Jokowi Sudah Diperiksa Polri)Kuasa hukum MA, Irfan Fahmi, mengatakan MA terjebak panasnya situasi politik saat pemilihan presiden Juli lalu. Saat itu ia memang memuat beberapa gambar yang didapatnya dari Internet tentang rupa dan kata-kata bermuatan SARA terhadap Jokowi. 'Dia hanya ikut-ikutan saja, terjebak situasi politik saat itu,' ujar Irfan saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Oktober 2014. (Baca: Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan)Menurut Irfan, MA melakukan hal itu karena tak paham bahwa perbuatannya berujung penahanan. Apalagi, sehari-hari, MA hanya bekerja sebagai tukang sate di kios sate Margani di sekitar rumahnya. 'Konten-konten yang diunggahnya ke Facebook juga sudah dihapus karena takut,' katanya. (Baca: Pengacara Penghina Jokowi Pertanyakan Penangkapan)AFRILIA SURYANISTopik terhangat:Pelantikan Jokowi | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD Berita terpopuler lainnya:Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini DitahanParipurna DPR Ricuh, Meja Rapat DigulingkanJas yang Pantas Agar Jokowi Tampil Lebih Wibawa Setop Selfie demi Kesehatan Anda


Entities Related Keywords Authors Media Images 0

Tim Hukum Jokowi: Kami Melaporkan Perbuatan, Mana Tahu Kami ... - Detikcom

Kasus Rekayasa Foto Jokowi

Fajar Pratama - detikNews



Henry Yosodiningrat


Jakarta - Pria berinisial MA yang ditangkap polisi karena dugaan penghinaan terhadap Joko Widodo disebut-sebut sebagai tukang tusuk sate. Tim kuasa hukum Joko Widodo menyatakan mereka melapor karena adanya perbuatan penghinaan, bukan fokus kepada siapa sosok pelaku.


'Ini banyak yang menanyakan ke saya, Pak Henry kok tega ngelaporin tukang sate. Mana tahu kami kalau dia itu tukang sate. Yang jelas kami ini melaporkan perbuatan,' ujar ujar Koordinator Hukum Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK Henry Yosodiningrat dalam perbincangan, Rabu (29/10/2014).


Henry mengatakan di tengah masa kampanye Pilpres, muncul sebuah gambar hasil rekayasa yang sangat kental dengan unsur pornografi. Dalam gambar itu, ada sosok Jokowi dan Megawati.


'Tidak boleh dibiarkan hal itu. Jangan sampai ada preseden buruk kalau tindakan rekayasa gambar ini dibiarkan,' ujar Henry.


Henry menganalogikan pelaporan perbuatan penghinaan dengan gambar rekayasa itu seperti dengan pelaporan tindakan pembunuhan. 'Kalau misalnya dalam pelaporan pembunuhan itu setelah disidik diketahui bahwa yang membunuh adalah pemulung. Masa kita terus dibilang kok tega ngelaporin pemulung,' kata Henry.


Anggota DPR dari Fraksi PDIP ini mengatakan tim hukum kampanye Jokowi juga tidak mengetahui siapa pelaku pembuat gambar rekayasa itu. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.


'Kan itu bisa diketahui karena proses penyidikan. Ternyata pelaku di sini, itu polisi yang menyimpulkan,' ujar Henry.


Ikuti berbagai peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di 'Reportase' TRANS TV Senin - Jumat pukul 16.45 WIB

(fjr/mad)


Javascript harus diaktifkan terlebih dahulu



Lapsus



Redaksi: redaksi[at]detik.com Informasi pemasangan iklan hubungi : sales[at]detik.com


Entities Related Keywords Authors Media Images 0