Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) melakukan inspeksi mendadak di Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Kamis (18/7/2013) siang. Jokowi sempat berbincang dengn warga yang tengah mengurus pembuatan KTP atau KK. | KABARJOKOWI.BLOGSPOT.COM.com/FABIANUS JANUARIUS KUWADO
JAKARTA, KABARJOKOWI.BLOGSPOT.COM.com - Akademisi dari Universitas Indonesia (UI), Lina Miftaful Lannah, menilai bahwa gerak cepat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam menata Jakarta belum bisa diikuti oleh bawahannya. Untuk itu perlu ada kesamaan langkah agar pembangunan Ibu Kota tidak tersendat.
"Jadi Pak Jokowi boleh lari, tapi dipelankan sedikit. Pegawainya berjalan, dikencangkan sedikit. Kalau lomba sendiri, pasti Pak Jokowi menang, tapi yang di belakang tetap tertinggal terus," kata Lina kepada KABARJOKOWI.BLOGSPOT.COM di Gedung Fisip UI, Depok, Selasa (23/7/2013).
Lina menilai keinginan Jokowi untuk segera membenahi pelayanan di Ibu Kota terkesan kurang melibatkan anggota pegawai di bawahnya. Ia khawatir, jika Jokowi terlalu cepat mengambil keputusan, sementara bawahannya belum siap, maka program-program Jokowi tak terwujud dengan baik. Hal itu dapat mengubah persepsi publik terhadap Jokowi.
Lina menyarankan agar Jokowi membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah sesuai kondisi pemerintahan yang dipimpinnya. "Saya khawatir ketika Jokowi terlalu cepat mengambil keputusan. Kalau salah, sukar untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Jadi lebih baik sebenarnya Jokowi melibatkan anggotanya," kata Lina.
Beberapa waktu lalu Jokowi meminta agar petugas kelurahan/kecamatan maupun kantor pelayanan lain untuk memperbaiki pelayanan kepada publik. Dalam pembuatan kartu tanda penduduk, misalnya, Jokowi minta agar pembuatannya dipercepat sehingga satu jam saja sudah selesai.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Belum ada komentar untuk ""Pak Jokowi Boleh Lari, Tetapi Dipelankan Sedikit""
Post a Comment