Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pelantikan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) tertutup berita mundurnya dua menteri utama Jepang (Menteri METI dan Menteri Kehakiman), Senin (20/10/2014) kemarin. Oleh karena itu pemberitaan Jokowi di berbagai media elektronik terutama televisi baru dimulai pagi ini sekitar jam 2 pagi. Misalnya NTV jam 02.51 pagi ini, lalu NHK jam 04.58, TBS jam 05.24, Selasa (21/10/2014) pagi.
Menarik diperhatikan, dari semua pemberitaan yang dimonitor Tribunnews.com pagi ini, media Jepang semua mempertanyakan kepemimpinan Jokowi dengan pihak parlemen dikuasai pihak oposisi, bagaimana nantinya kepemimpinan Jokowi dapat berjalan? Begitulah akhir pemberitaan mereka.
Misalnya NHK, memaparkan di akhir pemberitaannya, 'Informasi tentang apakah kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan telah menyebar luas. Jokowi tampaknya ingin fokus pada koreksi kesenjangan tersebut melalui perluasan jaminan sosial.'
Selanjutnya ditambahkan NHK, 'Presiden Indonesia selama ini telah diduduki oleh klan militer dan politisi berpengaruh. Namun Presiden Jokowi tidak ada hubungannya dengan mereka dan telah mendapatkan popularitas sebagai pemimpin nasional dari faksi rakyat kecil. Namun kekuatan oposisi untuk melawan Presiden Jokowi menempati mayoritas kursi di parlemen, telah menarik perhatian dimana para pemimpin baru nantinya akan melakukan serta mengeksekusi reformasi yang ada.'
Sementara NTV menekankan Jokowi sebagai orang biasa, dibesarkan di sebuah keluarga miskin sebagai orang sekolahan umumnya. Kini berusaha mempromosikan kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin.
NTV juga menambahkan bahwa Jokowi telah mengeluh dan berusaha memberantas korupsi di masyarakat. Pada kenyataan bahwa pemerintahan Yudhoyono tampaknya kehilangan dukungan dari orang di sekitarnya seperti para menterinya yang melakukan korupsi.
'Namun kini pemerintah telah menjadi minoritas di parlemen, penanganan cukup berat menanti pemerintah baru ini.'
Lalu TBS menekankan bahwa Jokowi telah menyerukan persatuan nasional dalam pidato pelantikan.
'Jokowi memiliki harapan yang tinggi telah diterima oleh publik untuk pertama kalinya sebagai Presiden dari fraksi orang biasa. Namun parlemen yang stabil menjadi kunci manajemen pemerintahan yang baik di masa depan.'
Terhadap kalangan swasta TBS juga menyampaikan bahwa di Indonesia banyak perusahaan Jepang telah memasuki Indonesia.
'Hubungan ekonomi dengan Jepang juga kuat, dan pembangunan infrastruktur perlu melanjutkan apa yang telah dilakukan pada pemerintahan Yudhoyono yang berlangsung 10 tahun lalu. Perbaikan lingkungan investasi perlu diperbaiki bagi masuknya investor asing. Hal ini perlu diperhatikan Indonesia.'
Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Belum ada komentar untuk "Media Jepang: Parlemen Dikuasai Oposisi, Bagaimana ... - Tribunnews"
Post a Comment