Abraham Utama/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk kesekian kali, massa Progress 98 berunjuk rasa di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said Kav-C1, Kuningan, Jakarta Selatan.
Mereka kembali menuntut proses hukum Gubernur DKI Jakarta sekaligus presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Namun, dalam aksi pada Kamis (14/8/2014) petang, beberapa orang dari 200 orang yang berunjuk rasa itu melakukan aksi vandalisme dengan menempelkan stiker di sejumlah bus TransJakarta yang melintas di depan kantor KPK.
Bak polisi, mereka berdiri di jalur busway dan menghentikan bus-bus TransJakarta yang melintas. Mereka langsung menempelkan tiga hingga lima stiker di badan bus.
Sejumlah calon penumpang di halte bus TransJakarta dekat lokasi, hanya bisa terperangah melihat bus langganannya diperlakukan seperti itu.
Puluhan polisi mengamankan aksi unjuk rasa ini. Namun, tak ada upaya pihak kepolisian untuk menghentikan aksi tempel stiker di fasilitas publik tersebut.
Kapolsek Setiabudi, AKBP Audi Latuheru, yang turut memimpin pengamanan unjuk rasa ini enggan menjawab saat ditanya tentang pengamanan aksi tempel stiker itu.
Di stiker berukuran A4 tersebut memuat foto wajah Jokowi dan Mega. Hidung Jokowi tampak memanjang seperti tokoh Pinokio di stiker tersebut.
Di stiker yang sama tertera tulisan lima kasus dugaan korupsi Jokowi dan Mega yang pernah dilaporkan Progres 98 ke KPK sebelumnya.
Massa Program 98 juga sempat melakukan aksi tempel stiker di beberapa bagian dinding kantor KPK dalam aksi pada Senin (11/8/2014).
Dalam unjuk rasa hari ini, massa Progres 98 pimpinan Faizal Assegaf ini kembali menuntut pihak KPK untuk memproses hukum Jokowi dan Mega sebagaimana laporan dugaan korupsi pada akhir Mei 2014.
Laporan mereka ke KPK sebelumnya, yakni kasus dugaan gratifikasi terkait tiga rekening Jokowi, kasus dugaan korupsi Rp 12,4 miliar APBD Surakarta sewaktu Jokowi menjabat Wali Kota, kasus dugaan korupsi pengadaan bus TransJakarta senilai Rp 1,5 triliun, kasus dugaan kepemilikan rekening Jokowi di luar negeri senilai 8 juta Dollar AS dan kasus dugaan korupsi dalam kebijakan pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) dana BLBI di era Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2002.
'Saya minta Jokowi dan Mega segera ditangkap,' teriak seorang orator dengan pengeras suara.
Orator tersebut menilai Jokowi orang yang tidak tahu terima kasih dan melakukan pencitraan. 'Jokowi adalah orang yang tidak tahu terima kasih.
Dikasih gitar, malah dikasih ke KPK. Coba itu! Gitar rongsokan dari luar negeri malah diserahkan ke KPK,' ujarnya.
'Dia enak-enak disorot media pas jadi wali kota, eh malah pingin jadi Gubernur Jakarta. Udah jadi gubernur, malah nyalonin presiden,' imbuhnya.
Aksi massa pengunjuk rasa di depan kantor KPK ini memakan sebagian badan jalan. Aksi ini juga menambah kemacetan mengingat dilakukan saat jam pulang kerja pegawai.
Pantauan Tribun, massa tersebut belum membubarkan diri kendati waktu sudah pukul 18.00 WIB atau melebih batas penyampaian aspirasi di tempat umum.
Namun, ratusan polisi yang berada di sekitar kantor KPK sudah bersiap untuk membubarkan aksi massa tersebut.
Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Belum ada komentar untuk "Bus TransJakarta Jadi Sasaran Massa Pelapor Jokowi di KPK"
Post a Comment