Dalam debat calon presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum pada Minggu (22/06), Prabowo Subianto dan Joko Widodo membahas berbagai isu terkait Politik Internasional dan Ketahanan Nasional.
Di antara materi yang diperdebatkan, Prabowo Subianto dan Joko Widodo membahas tentang hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia, sengketa di Laut Cina Selatan. serta belanja alat-alat utama sistem pertahanan.
BBC Indonesia mewawancarai Dave McRae, peneliti senior hubungan internasional dari Asia Institute, University of Melbourne, mengenai sejumlah poin dari debat tersebut.
Industri pertahanan Apa yang bisa dimaknai dari pernyataan Joko Widodo yang ingin membangun industri pertahanan (antara lain produksi panser anoa), membangun pertahanan cyber, dan membeli drone (pesawat tanpa awak), serta Prabowo yang mengatakan akan membeli pesawat tempur dan helikopter?
Dave McRae: Saya kira keduanya mengucapkan keinginan agar Indonesia lebih berpengaruh secara internasional, dan keduanya juga jelas mengambil sikap bahwa belanja pertahanan perlu ditingkatkan. Pernyataan semacam itu tidak mengherankan dalam sebuah forum debat. Namun saya kira perbedaan tetap nampak - misalnya saya kira Jokowi lebih berupaya menegaskan peluang untuk lebih dulu menyelesaikan masalah lewat diplomasi dan jalur hukum internasional tanpa mengandalkan senjata dibandingkan Prabowo, walaupun Prabowo juga menyebutkan perlunya diplomasi dan good neighbour policy [kebijakan bertetangga yang baik].
Sengketa Laut Cina Selatan Apa yang bisa dilihat dari sikap Joko Widodo dan Prabowo mengenai isu Laut Cina Selatan?
Dave McRae: Menurut saya, pertanyaan Prabowo tentang Laut Cina Selatan lebih tepatnya ditafsirkan sebagai upaya Prabowo untuk mencari bidang yang mungkin tidak dikuasai Jokowi - sebagaimana dilakukan Jokowi dengan soal TPID minggu lalu - atau menggambarkan Jokowi sebagai sosok yang tidak mempertahankan wilayah Indonesia. Namun pertanyaan tidak berhasil dari sudut pandang itu - Jokowi dapat menjelaskan sebuah strategi diplomasi dan menegaskan bahwa Indonesia tidak punya konflik di Laut Cina Selatan.
Hubungan Indonesia-Australia Analisis mengenai pernyataan Prabowo bahwa Australia punya kecurigaan atau fobia terhadap Indonesia serta pernyataan Joko Widodo bahwa ada masalah ketidakpercayaan dari Australia?
Dave McRae: Saya kira pernyataan-pernyataan umum dalam debat bukan hal yang menentukan hubungan Australia-Indonesia ke depan. Niat untuk meningkatkan hubungan kedua negara selalu diapresiasi, namun semalam belum ada gambaran terperinci bagaimana kedua calon akan menyikapi masalah-masalah yang menyebabkan gesekan selama ini, seperti pencari suaka dan penyadapan. Di luar itu pun, rekam jejak Prabowo di bidang HAM dan resiko bahwa dia akan memundurkan demokrasi berpotensi menjadi batu sandungan dalam hubungan kedua negara.
Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Belum ada komentar untuk "Prabowo, Jokowi ingin Indonesia lebih berpengaruh"
Post a Comment