TRIBUN / DANY PERMANA Calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bersama Joko Widodo-Jusuf Kalla membaca Deklarasi Pilpres Berintegritas dan Damai di Jakarta, Selasa (3/6/2014). Acara yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum tersebut menandai dimulainya masa kampanye Pilpres dari 4 Juni sampai 5 Juli.
JAKARTA, KABARJOKOWI.BLOGSPOT.COM.com - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan mengasah kemampuan pidatonya. Hal itu dilontarkan karena kemampuan Jokowi di atas podium dinilai minim dan perlu ditingkatkan. Guru Besar Retorika dan Public Speaking Universitas Persada Indonesia YAI Anwar Arifin menjelaskan, seorang presiden wajib memiliki kemampuan pidato di atas rata-rata. Hal ini sebab, kemampuan itu akan bermanfaat dalam menghadapi dunia internasional dan memberi pengarahan saat negara yang dipimpin berada dalam posisi genting. 'Jokowi harus latihan, harus kursus kilat karena presiden akan banyak berhadapan dengan pemimpin luar negeri. Ini harus jadi perhatian, apalagi saat negara ada dalam posisi genting, kemampuan public speaking seorang presiden sangat diperlukan,' kata Anwar, saat dihubungi, Rabu (4/6/2014). Dosen Luar Biasa Universitas Hasanuddin Makassar itu melanjutkan, kemampuan pidato Jokowi tertinggal jauh dari calon presiden yang menjadi pesaingnya, Prabowo Subianto. Ia menilai, Jokowi kalah telak dari Prabowo saat berpidato di acara deklarasi pemilu berintegrasi dan damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum, di Bidakara, Jakarta, Selasa (3/6/2014). Menurut Anwar, saat berpidato di acara tersebut, Jokowi tampak sangat gugup dan kehabisan bahan. Jokowi juga dinilainya mengakhiri pidato tanpa klimaks yang jelas, berbeda dengan cara berpidato yang ditunjukkan Prabowo. 'Dari segi retorika dan substansi, Prabowo jauh lebih menguasai. Termasuk dari gesture-nya,' ucap Anwar.
Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Belum ada komentar untuk "Jokowi Disarankan Ikut Kursus Kilat "Public Speaking""
Post a Comment