REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) diminta lebih berhati-hati dalam menghadapi adanya dua kubu di Partai Golkar yang meminta Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) untuk mensahkan hasil musyawarah nasionalnya. Dua kubu ini yaitu kubu hasil Munas Bali yang memilih Aburizal Bakrie menjadi ketua umum Partai Golkar dan Munas Ancol yang juga memilih Agung Laksono sebagai ketua umum baru Partai Golkar. 'Ini ujian bagi Jokowi,' kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Andar Nurbowo saat dihubungi Ahad (14/12). Jokowi, terang Andar, ada dalam dua pilihan yakni akan menjadi fasilitator dua kubu Partai Golkar atau memihak salah satu kubu. Menurut Direktur IndoStrategi, Jokowi jangan sampai gegabah mengambil keputusannya dalam mengatasi adanya dua kubu yang bertikai. Dalam hal ini, kata Andar, Kemenkumham perlu teliti melihat permasalahan yang ada, siapa dari dua kubu ini yang harus diakuinya secara sah. Partai Golkar, Andar menuturkan, partai yang sudah makan banyak asam garam di kancah perpolitikan nasional. Karena itu Jokowi jangan sampai menyepelekan penanganan permasalahan Partai Golkar. Kebijakan Jokowi melalui Kemenkumham, terang Andar, akan memperlihatkan dengan jelas langkah politiknya ke depan. Lebih lanjut, Andar menambahkan, kini pemerintah memang sudah terlihat cukup hati-hati menghadapi dua kubu partai beringin yang berselisih. Tidak seperti sebelumnya, kata dia, pemerintah terlalu cepat mengambil kebijakan saat mensahkan perubahan susunan kepengurusan dewan pimpinan pusat Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar VIII Surabaya.
Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Belum ada komentar untuk "Partai Golkar Pecah, Ujian Bagi Jokowi - Republika Online"
Post a Comment