ANGGA BHAGYA NUGRAHA Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berbincang dengan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama seusai menandatangani komitmen dan sosialisasi pengendalian gratifikasi di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2014). Provinsi DKI Jakarta menempati posisi tertinggi pelaporan gratifikasi tahun 2013 yang mencapai 970 laporan. Warta Kota/angga bhagya nugraha
JAKARTA, KABARJOKOWI.BLOGSPOT.COM.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak menerima mandat khusus dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jelang pelantikan presiden. Jokowi yang merupakan presiden terpilih akan dilantik pada 20 Oktober mendatang.'Kata beliau (Jokowi), sudah tidak etis lagi dia memutuskan sesuatu (kebijakan) yang penting di DKI karena waktunya (menjabat) tinggal satu bulan,' kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (23/9/2014). 'Dari dulu juga saya (yang memutuskan kebijakan di DKI),' kata Basuki.Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku tidak memiliki persiapan apa-apa untuk menjadi gubernur DKI Jakarta. Seperti sebelumnya, ia juga mengaku siap untuk menjadi presiden RI. Berbagai kebijakan DKI yang diputuskan pun berasal dari ide Basuki, seperti lelang jabatan dan penganggaran melalui e-budgeting. [Baca: Kini, Ahok Dominasi Kebijakan Balaikota]Bahkan, saat menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki telah melantik Saefullah menjadi Sekda DKI, lalu melakukan uji coba proyek electronic road pricing (ERP) di Jalan Sudirman, Jakarta, dan lainnya. 'Pelantikan ribuan PNS saja yang ditunda,' kata Basuki. Sekadar informasi, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Pemda) disebutkan, jika kepala daerah terpilih menjadi pejabat lain, maka jabatan kepala daerah otomatis digantikan wakil kepala daerah. Oleh karena itu, Basuki akan menggantikan Jokowi sebagai gubernur DKI.
Entities Related Keywords Authors Media Images 0
Belum ada komentar untuk "Ahok: Jokowi Merasa Sudah Tidak Etis Ambil Kebijakan di DKI"
Post a Comment